Membuat Teori Marketing Lebih Hidup dengan AR di Museum of Marketing 3.0 dari Marketeers!

Marketeers, salah satu media pemasaran terkemuka di Indonesia yang konsisten menghadirkan wawasan serta tren terbaru di bidang marketing, kini memperluas perannya melalui Philip Kotler Museum of Marketing with Hermawan Kartajaya. Museum ini telah hadir sebagai ruang edukasi sekaligus inspirasi yang ditujukan untuk memperkenalkan perkembangan teori pemasaran modern kepada publik, dan kini sudah mencapai volume ketiga.

Teori Pemasaran Bersifat Abstrak dan Cenderung Sulit Dipahami

Sebagai pionir di bidangnya, Marketeers menyadari bahwa teori pemasaran sering kali bersifat abstrak dan konseptual, sehingga tidak mudah dipahami semua orang. Tantangan ini mendorong mereka untuk menghadirkan cara baru dalam menyampaikan ilmu marketing agar terasa lebih menarik, kreatif, dan relevan, terutama bagi generasi muda. Harapannya, Museum of Marketing yang telah dijalankan ini tidak hanya menjadi ruang pamer, tetapi juga sebagai ruang interaksi dimana pengunjung bisa merasakan langsung pengalaman yang lebih imersif.

Kolaborasi yang Mengubah Museum Menjadi Lebih Dari Sekedar Ruang Pamer

Untuk mewujudkan harapan tersebut, Marketeers berkolaborasi dengan Assemblr untuk menghadirkan solusi berbasis Augmented Reality (AR) di Museum of Marketing 3.0, dimana teknologi AR diterapkan pada dua media utama pameran. 

Pertama, Teori 5A – AR Edukatif, yang menghidupkan konsep pemasaran karya Hermawan Kartajaya melalui visualisasi interaktif, informatif, dan mudah dipahami. Dengan pendekatan ini, pengunjung tidak hanya membaca teori, tetapi juga dapat “mengalami” konsepnya secara langsung. 

Kedua, Game Whack-A-Mole – Marketing Edition, sebuah permainan interaktif yang dikembangkan dari logo lama Marketeers. Lewat permainan ini, pengunjung diajak berinteraksi dengan maskot Marketeers yang bermunculan dalam sebuah gamifikasi yang menyenangkan sekaligus merepresentasikan perjalanan brand Marketeers dari masa ke masa.

Kehadiran AR di Museum of Marketing 3.0 membuat teori pemasaran tidak lagi terasa kaku dan sulit dipahami, melainkan lebih hidup, seru, dan mudah dicerna. Museum ini berhasil menjadi ruang belajar yang menyatukan edukasi dan hiburan, menjadikannya relevan bagi berbagai kalangan. 

Melalui proyek ini, Marketeers kian menegaskan posisinya sebagai pionir pemasaran modern di Indonesia, dan Assemblr berperan dalam mendukung transformasi tersebut lewat teknologi interaktif yang menghadirkan pengalaman baru bagi para pengunjung.

Ingin menghadirkan transformasi serupa dengan AR? Hubungi kami disini untuk berdiskusi lebih lanjut.